Cerpen
by: Zaujatun Nafidah
Butiran bening itu terus berjatuhan dengan bebasnya, rasanya tak
bisa ku tahan lagi, bayang-bayang tentangnya terus berputar diotakku seakan
seperti roll film yang sedang diputar.
Terlalu banyak kenangan . aku merasa baru kemarin aku & dia
merayakan hari jadi kita. Ditempat ini tempat yang sering kita sebut ‘kolong
langit’. Hari ini tepat 1 tahun
kepergiannya. Entah apa yang membuatnya
pergi, bahkan dia sama sekali tak memberitahuku. Aku tidak tau pasti kemana dia
pergi, hanya sepucuk surat yang terakhir ku terima.
Princess, jaga dirimu baik-baik yah ..
maaf,,
aku harus pergi,, tapi aku janji, aku akan kembali untukmu
Love
“Alvin”
aku ingat dia pernah bilang seandainya kita tidak bertemu lagi, dia
pasti akan datang ketempat ini, saat hari ulang tahunnya & ulang tahunku.
Dan hari ini tepat hari bersejarah dalam hidupnya. Sore ini langit tak begitu
bersahabat, aku yakin sebentar lagi hujan akan turun, namun hal itu tak
menghalangiku untuk pergi. Dengan semangat aku melangkahkan kakiku menuju ke
tempat favorit kami –kolong langit- . Aku hanya
dapat berharap kali ini dia menepati janjinya, untuk kembali bersamaku.
Sudah tiga jam aku berada disini, namun belum juga ada tanda-tanda dia akan datang. Tak
kuperdulikan air hujan yang sejak tadi
membasahi tubuhku. mungkin keyakinan
dihati ini & kerinduan pada sosoknyalah yang membuatku tetap bertahan.
“Aku
Yakin kamu pasti datang!” lirihku. Tiba-tiba seseorang
menepuk pundakku. ‘mungkinkah itu kamu?’
“hey..
ngapain kamu disini?” tanyanya. Aku langsung mencari sumber suara.
“kamu,
siapa?” tanyaku setelah kutemukan siempunya suara tersebut.
“aku
rio, kamu siapa?” pemuda itu mengulurkan tangannya, refleks aku langsung
membalasnya.
“aku
ify” jawabku singkat.
“kamu
belum jawab pertanyaanku, ngapain kamu disini?” dia kembali mengulang
pertanyaan itu. Aku hanya diam tak menjawab, seraya beranjak pergi meninggalkan
pemuda itu.
***
“fy,
kamu abis kedanau lagi?” dia sepertinya sudah tau kebiasaanku. aku sama sekali
tak menjawab pertanyaanya, aku langsung berlari menuju kamarku. Sementara kak
Gabriel mengikutiku dari belakang.
“Fy,
kakak mohon sebaiknya kamu lupain dia, kakak ga mau kamu terus-terusan nyiksa
diri kamu kaya gini fy, sebaiknya kamu nyoba buka hati buat cowo lain, daripada
kamu terus mengharap sesuatu yang ga pasti” aku masih terdiam tak merespon. Ucapan kak
iel memang ada benarnya.
‘apa
aku harus berhenti berharap?’
***
Semenjak kepergian Alvin, aku merasa keceriaan yang dulu ku miliki
tiba-tiba hilang.
“vin,
aku sayang kamu, kapan kamu kembali?” lirihku. Aku masih terdiam di tempat ini,
yah, setiap hari aku memang selalu ke danau ini, mungkin sudah menjadi
kebiasaan, bagiku tempat ini bisa membuatku tenang & sedikit bisa mengobati
kerinduanku pada sosoknya.
“
kamu sering ketempat ini?” ucapannya membuyarkan lamunanku. Kulihat, ternyata
dia, pemuda tempo hari yang ku temui,
sepertinya dia hobby sekali mengangguku.
“jangan
ganggu aku, pergi!” bentakku, namun pemuda itu sepertinya tak menghiraukan. Dia
tetap saja tak mau pergi.
“coba
deh kamu pegang batu ini” dia kemudian memberikan sebuah batu kepadaku,
kemudian tangannya membimbing tanganku untuk melemparkan batu itu kedanau.
Persis seperti yang pernah dilakukan Alvin.
“mungkin
dengan itu kamu bisa sedikit lebih tenang” ucapnya, dia kemudian pergi &
beberapa saat kemudian kembali dengan membawa dua ekor kura-kura.
“ini
untukmu, jangan sedih lagi ya J” Dia memberikan dua ekor kura-kura itu
kepadaku. Lagi-lagi aku tak percaya, kelakuannya benar-benar persis seperti
Alvin. Sebenarnya siapa dia? Mungkinkah
Alvin?
“Alvin”
tanpa pikir panjang aku langsung memeluknya.
“Alvin?
Siapa dia?” Tanya pemuda itu, aku langsung melepas pelukanku & menghapus
air mataku, bodoh sekali aku ini, bisa-bisanya aku mengira pemuda ini alvin. Ku
lihat raut wajahnya berubah. Sepertinya dia tak mengenal nama itu.
“aku
Rio, apa kamu ga inget?” aku terdiam, mulutku rasanya tak dapat bicara. Tak
bisa ku bohongi, hatiku sangat kecewa.
“tempo
hari kita pernah bertemu disini” dia kembali menjelaskan. Aku langsung beranjak
pergi. Tiba-tiba dia menarik tanganku.
“aku
anterin pulang yah, ga baik cewe malem-malem pulang sendiri” tawarnya. Dia
melepas jacketnya kemudian memakaikannya
kepadaku. Dan segera mengantarku pulang.
***
“Vin
sebulan lagi, ulang tahunku, aku berharap kamu datang” lirihku memandangi figura
foto bergambar seorang gadis dengan seorang pemuda berwajah oriental tengah
tersenyum.
‘senyum
yang sangat ku rindukan’
***
Dua hari lalu aku menerima surat dari Alvin, Surat itu ku temukan
di bawah pintu rumahku. Entah aku tidak tau siapa yang mengantarkannya, sama
sekali tak ada tanda pos atau alamat pengirimnya. Saat ku Tanya kak Iel, dia
hanya menjawab
To: Ify
Princess, apa kabar? Aku harap kamu baik. Aku
disini baik, jadi kamu jangan khawatir yah J
Maaf aku belum bisa menepati janjiku, tapi
aku janji aku akan kembali dihari ulang tahun mu, tunggu aku yah J
Love
‘Alvin’
|
“mungkin, supir Alvin yang mengantarkanya”
Setelah
membaca surat itu, rasanya kecerianku kembali. Sepertinya aku ingin hari
bahagia itu segera terwujud. Aku ingin segera bertemu dengannya.
‘syukurlah
vin, kamu baik-baik saja J’
***
Hari yang kutunggu pun tiba, aku sudah siap dengan memakai drees
berwarna putih. Akupun segera bersiap untuk menemui Alvin di danau –kolong
langit- .
“fy,
kamu mau ke danau?” Tanya kak Iel, terkadang aku heran dengannya. Sebenarnya
dia sudah tau tujuanku namun masih saja dia menanyakannya. Lucu sekali kakak ku
ini. Aku hanya tersenyum & menjawab.
“Alvin
hari ini akan datang kak” ucapku antusias. Ku lihat wajah kak Iel mulai
berubah. Seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan. ‘ah, mungkin ini hanya
perasaanku saja’
“aku
pergi dulu yah kak” pamitku
***
Kulihat disini masih sepi. Sama sekali tak ada orang, ‘mungkin
Alvin masih dijalan’ pikirku. Aku terus menunggunya hingga larut malam. Namun
sepertinya dia tak kunjung datang. Entah perasaan apa yang saat ini kurasakan,
mungkinkah Alvin tak akan datang? Tapi aku kenal Alvin, dia bukan pemuda yang
suka mengingkari janji.
“fy,
Alvin tidak akan datang” ucap pemuda itu, ternyata dia rio, bagaimana dia bisa
tau tujuanku kesini & apa maksud dari kata-katanya? Sementara dia pernah
bilang dia sama sekali tak mengenal Alvin.
“jangan
bicara seperti itu!, aku yakin dia pasti datang!” Rio menatapku lekat, matanya seaakan
mengatakan ‘seyakin itukah?’
“sebaiknya
kamu pergi!” usirku. Dia tak menghiraukan, dia lalu memelukku. Rasanya nyaman
sekali seperti saat aku dipeluk Alvin. ‘ah lagi-lagi aku berfikir pemuda ini
Alvin, jelas-jelas dia bukan Alvin!’.
“sebenarnya
Alvin.. dia sudah meninggal fy” tutur rio, tubuhnya bergetar rasanya dia sangat
sulit mengucapkan kalimat itu. Aku langsung melepas pelukannya.
“kamu
bohong rio!” tangis ku pecah seketika
hujan pun turun dengan derasnya. Rio kembali memelukku, namun aku terus
berontak.
“Kamu
ga kenal Alvin” ucapku dengan nada
melemah
“Aku
kenal Alvin fy, dia sepupuku, dia sudah meninggal 6 bulan lalu karna menderita
kanker otak stadium akhir, dia pergi meninggalkanmu karna dia ingin melakukan
pengobatan di luar negeri , dia ingin sembuh demi kamu fy, namun dokter
memvonis hidupnya tidak akan lama, jadi dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia
untuk bertemu denganmu, tapi saat di perjalaanan Alvin meninggal fy” aku tak
sanggup mendengar penjelasannya. ‘Tuhan ku mohon semoga ini hanyalah mimpi L’
“mengenai
surat itu?”
“aku
yang mengirimnya , sebelum Alvin meninggal dia sempat menuliskan surat itu
untukmu, aku melakukan itu karna aku ga mau kamu terus mengharap sesuatu yang
tidak akan pernah terwujud” Aku masih tak percaya, ‘Alvin kenapa kamu harus
pergi?’
“yang
rio bilang itu benar fy” kak Iel tiba-tiba datang & membenarkan ucapan rio.
“Maafin
kakak fy, kakak ga tega ngomong yang sebenarnya, kakak takut kamu ga akan bisa
menerima semua ini”
“tolong
kak bilang yang kakak omongin itu ga bener! Ini bohong kan kak” ucapku datar.
“fy
ini kenyataan! Beberapa bulan yang lalu, rio menemui kakak, dia menceritakan
semuanya, Alvin ga mau liat kamu sedih fy, makannya rio menyuruh kakak untuk
tidak memberitahumu sampai tiba waktunya, itu juga merupakan pesan terakhir alvin”
kak Iel terus meyakinkanku, sementara aku masih tak bisa menerima semua ini.
Kali ini rasanya aku benar-benar kecewa, hatiku benar-benar hancur, harapan
yang s’lama ini ku yakini pupus begitu saja. Aku berlari tak tau arah, tak ku
perdulikan kak Iel & Rio yang berulang kali memanggil namaku. &
mengejarku. Tangisku pecah di tengah derasnya hujan, tiba-tiba sebuah mobil
melaju & menambrak tubuhku, hingga
membuat tubuhku terhempas diaspal bersamaan dengan darah yang terus mengalir, sesaat
kemudian aku tidak tau apa yang terjadi.
***
Entah sekarang aku berada dimana, yang ku tau hanyalah aku berada
disebuah ruangan kosong tak berujung, bahkan ruangan itu Nampak sepi, Aku terus
mencari jalan keluar.
“princess”
suara itu, seperti suara yang ku kenal. Aku langsung mencari dimana suara itu
berasal, Nampak dari kejauhan seorang pemuda mengenakan pakaian serba putih,
setelah ku dekati ternyata dia –Alvin-, dia tersenyum ke arahku –senyuman yang
sangat ku rindukan-, aku langsung memeluknya.
“vin,
aku kangen kamu” ucapku, sementara dia hanya tersenyum. Alvin memegang kedua
tanganku.
“princess,
kamu jangan khawatirin aku yah, aku disini baik J , sekarang aku minta kamu kembali ke rio” pintanya, dia beranjak
pergi & melepaskan tanganku. Namun segera ku tahan.
“aku
mohon vin, jangan tinggalkan aku, aku ingin ikut denganmu”
“ify,
suatu hari nanti kita pasti akan bertemu J aku minta kamu jangan sedih lagi yah, aku ga mau liat kamu nangis J rio pasti akan menjagamu, cintailah dia seperti kamu mencitaiku J” ucapnya seraya mengusap air mataku. Tiba-tiba Alvin menghilang
dari pandanganku, aku terus mencarinya, namun tak ku temukan.
“Alvin…”
“fy
syukurlah kamu sudah sadar” ucap kak Iel sambil memelukku. Sepertinya dia
sangat mengkhawatirkanku, matanya lebam seperti habis menangis.
“Alvin
mana kak?” tanyaku, sementara kak Iel hanya diam begitupun dengan rio yang
berada disampingnya.
“aku
tadi bertemu dengan Alvin kak” lanjutku.
“Alvin
sudah meninggal fy” aku hanya diam tak merespon , air mataku terus saja tak
berhenti mengalir.
“kenapa
kakiku ga bisa digerakin?” saat aku ingin bangkit, kakiku terasa mati sama
sekali tak bisa digerakan, kak Iel kembali memelukku. Kurasakan tubuhnya
bergetar.
“kamu
lumpuh fy” nada bicara nya mulai melemah, Aku masih tetap tak percaya dengan
semua kejadian yang baru saja ku alami, ‘Tuhan mengapa setelah engkau ambil
Alvin, kau ambil juga sebelah kakiku?’
“fy
kamu pasti sembuh, asalkan kamu mau dichemoteraphy” rio memotivasiku.
***
Sudah seminggu aku berada dirumah sakit, rasanya bosan sekali bila
harus terus-terusan berada ditempat tidur. Aku ingin segera kembali kerumah,
awalnya kak Iel tidak mengizinkan, namun karna paksaanku akhirnya dia
mengizinkan.
***
Semenjak
kejadian itu, aku seperti kehilangan semangat
hidup, kehilangan satu kaki membuatku tak dapat melakukan banyak
aktivitas, setiap ingin melakukan sesuatu pasti aku selalu membutuhkan bantuan,
padahal dulu aku adalah gadis yang mandiri, pantang sekali merepotkan orang
lain, kini kemana-mana aku harus berjalan menggunakan kursi roda ataupun
tongkat.
“fy,
biar ku bantu” rio hendak membantuku berdiri namun dengan kasar aku menolaknya.
Bahkan aku tak sengaja mendorongnya hingga dia terjatuh. Kecelakaan yang
menimpaku kini membuatku menjadi pribadi yang menutup diri dan mudah
tersinggung. Aku sering tak memperdulikan sekitarku, bahkan terkadang aku
sering berbuat kasar kepada rio, namun dia selalu sabar, dia selalu menghiburku,
menemaniku kemanapun aku pergi. Dia memang baik, namun aku yakin, dia melakukan
semua itu atas dasar kasihan. Dan aku benci dikasihani!
***
Setelah kecelakaan itu, Tidak banyak aktivitas yang ku lakukan,
setiap hari aku hanya bisa mengurung diri dikamar.
“fy,
aku punya sesuatu untukmu” rio memberikan boneka teddy bear kepadaku. Namun
dengan cepat aku menolaknya & membuang boneka itu. Sementara Rio sama
sekali tidak marah dengan perbuatanku, terkadang aku heran,terbuat dari apakah
hati pemuda ini, walaupun sikapku sering
menyakitinya, namun dia tetap saja bertahan.
***
“aku
ga mau di chemo!!” bentakku saat kak Gabriel akan mengajakku kerumah sakit.
Dengan lembut rio membujukku.
“fy,
kamu tau perjuangan Alvin untuk sembuh?
Alvin setiap hari harus melakukan berbagai teraphy, bahkan Alvin juga
harus meminum berbagai obat, padahal dia sama sekali tak suka obat. Itu semua
dia lakukan untukmu fy” aku hanya bisa diam, kini air mataku kembali menetes.
maafkan
aku yang terlalu rapuh berdiri dalam kenyataan, Seakan tak mampu menghadapinya,
Sering terjatuh dalam perjalanan, sehingga
seperti sebuah daun kering ditengah luasnya samudra.
Bukan ku
tak ingin seperti gelombang ataupun setegar batu karang.
Mungkin
karna jalan takdir yang teramat berat, sehingga nyala lenteraku seakan padam
ditengah kekalutan yang selalu ada & menemaniku.
Ku harap
tak pernah letih oleh udara yang sering menjadi badai.
Ku harap
aku tak pernah lelah oleh keadaan yang tak mampu merubah impian menjadi
kenyataan, karna diriku terlalu rapuh dalam perjalanan.
Setelah ku
pikir, akhirnya aku menyetujui tawaran kak Iel untuk melakukan chemoteraphy.
& selama beberapa bulan ini Rio selalu menemaniku. entah mengapa aku merasa tenang, tak ku pungkiri
setiap dekat dengannya aku merasa nyaman.
“fy,
kamu pasti bosan, bagaimana kalo kita kedanau, kamu pasti rindu tempat itu
kan?”
Aku
memang sangat rindu dengan tempat itu, namun apakah aku sanggup? Banyak
kenangan tersimpan disana, terutama kenanganku dengan Alvin.
Setelah
sampai didanau, aku hanya bisa diam, riopun begitu, dia sama sekali tak banyak
bicara. Terjadi keheningan disini, hanya terdengar suara daun yang tertiup
angin & suara gemercik air.
“rio
kenapa s’lama ini kamu terus tahan denganku? Padahal sikapku sering
menyakitimu? ” aku berusaha memecahkan keheningan diantara kita, Rio hanya tersenyum,
tak menjawab. pandangannya lurus kedepan, menatap kearah danau, beberapa detik
kemudian dia menjawab..
“aku
mempunyai satu tujuan” Aku kembali menatapnya,.
“
aku ingin membuatmu kembali tersenyum”
lanjutnya. Dia kemudian mengalihkan pandangannya kearahku.
“fy,
aku sayang kamu” dia memelukku. Tak ku pungkiri aku juga memiliki perasaan yang
sama dengannya, namun.. apakah aku pantas untuknya? aku melepas pelukannya.
“apa
yang kamu harepin dari cewe cacat kaya aku rio? Sementara banyak cewe diluar
sana yang menyukaimu” isakku, rio
kembali memelukku, dia berusaha menenangkanku.
“fy,
aku ga perduli, aku tulus sayang sama kamu, aku terima apapun keadaanmu”
Sejak
saat itu, Aku seperti memiliki semangat hidup kembali, Rio.. dia telah merubah
segalanya, bagiku dia adalah pelangi yang memberikan berjuta warna dihidupku,
membuat hari-hariku lebih sempurna &
bermakna. terimakasih Tuhan, Engkau telah mengirimkan Rio untukku :)
“Aku
janji vin, tidak akan melupakanmu, kenangan kita akan slalu ku ingat, &
tempat ini yang sering kita sebut rumah kita –kolong langit- akan slalu ku jaga :) Semoga kamu baik disana vin :) ”
“END”