Pengorbanan Cinta
Cerpen
by: Zaujatun Nafidah
Terdengar suara riuh & tepuk tangan memenuhi lapangan basket, sungguh aku sama sekali tidak
tau ada apa disana, mungkinkah ada lomba ? entahlah >,<
Rasa penasaran mendorongku untuk melihat ada apa disana, aku
menerobos kerumunan para siswa & berhasil, aku kini tepat berada di barisan
depan, aku dapat menyaksikan dengan jelas
“drama” yang sedang berlangsung dihadapanku ini, terlihat seorang pemuda
tengah bersimpuh dihadapan seorang gadis cantik dengan memegang setangkai bunga,
pemuda itu lantas mengatakan satu kalimat yang sukses membuat hatiku
benar-benar hancur.
‘oh Tuhan jika aku sedang bermimpi, kumohon sudahi mimpi buruk ini’
batinku memohon.
“Maukah kau menjadi kekasihku Ashilla?” Tanya pemuda itu.
‘Kumohon katakan tidak!’ Batin ku kembali memohon.
Gadis itu berfikir sejenak
lalu ia menerima setangkai bunga mawar
pertanda dia menerima cinta pemuda itu, pemuda itu langsung memeluknya.
Ashilla zahrantiara gadis yang kerap disapa shilla, gadis cantik dengan segudang
talenta, mulai dari menyanyi, bermain music, jago dance, dia juga seorang
kapten cheers, tidak heran jika dia banyak
diincar oleh para siswa. termasuk
kak Rio, pemuda yang sudah lama ku cintai, kak Rio
sama populernya dengan shilla , dia adalah ketua OSIS sekaligus kapten
basket disekolahku. Sungguh mereka adalah pasangan yang cocok, bisa dibilang
mereka berdua adalah “best couple”.
Aku sama sekali tidak sanggup melihatnya,, aku berlari menuju taman
belakang sekolah, air mataku kali ini
tidak bisa ku tahan,, hatiku rasanya benar-benar hancur.
***
Rasanya hari ini aku malas sekali kesekolah, namun tidak mungkin
aku terus menghindar dari semua ini, bagaimana pun inilah kenyataan yang harus
dihadapi.
Aku berjalan menuju kantin, perut ku terasa lapar karna memang tadi
pagi aku tak sempat sarapan. Kulihat dari kejauhan kak Rio sedang bersama
‘pacar barunya’, tiba-tiba rasa laparku mendadak hilang. Sebaiknya aku pergi,
Sebelum kak rio melihatku. rasanya aku
belum siap bertemu dengannya, Aku membalikan tubuhku lalu perlahan melangkah,
ku dengar dari kejauhan seseorang
berulang kali memanggil namaku
“ify” teriak pemuda itu, aku menghentikan langkahku lalu berbalik.
Ku lihat kak rio sedang berlari kecil kearahku. Tepatnya menyusulku.
“fy ada yang ingin ku kenalkan” ucapnya, seraya menarik tanganku.
Kemudian dia membawa ku kehadapan gadisnya itu.
“Fy ini shilla, pacar kakak” ucapnya, rasanya seperti ada pisau
yang menyayat hatiku, saat aku mendengar kalimatnya.
“Aku Shilla” Ucap gadis itu seraya mengulurkan tangannya, aku pun
membalas uluran tangannya “IFY” ucapku singkat. aku tidak mungkin berlama-lama
di tempat ini. Aku mengatakan kepada mereka kalau aku lupa mengerjakan PR, jadi
aku harus segera kembali kekelas. syukurlah mereka percaya.
***
Aku berdiri di tengah dingin nya malam, pekatnya awan hitam, ku pandangi kursi kosong dihadapanku,
“kak, aku kesepian” ucapku sambil memengangi figura bergambar foto
diriku dengannya. memang ditempat ini biasanya aku & kak rio banyak
menghabiskan waktu bersama, ah.. lagi-lagi aku kembali mengingatnya.
“sudahlah mungkin kak rio udah bahagia dengan gadisnya itu” batinku
memotivasi.
***
Sudah beberapa bulan berlalu,
banyak beredar kabar kalo shilla , sering jalan berdua dengan teman
sekelasnya, bahkan kedekatan mereka bisa di bilang lebih dari sebatas teman. Sebenarnya
aku sama sekali tidak berani mengatakannya kepada kak rio, sebelum aku
memastikan kebenaran kabar tersebut.
***
Kulangkahkan kakiku menuju sebuah mall untuk membeli bahan-bahan
untuk tugas ilmiahku,, setelah bahan-bahan itu terbeli, aku memutuskan untuk
segera pulang, namun kaki ku terhenti pada sebuah estalase toko, dimana disitu
terpajang sebuah komik. “bleach” itu adalah komik kesukaan kak rio, aku
memutuskan untuk membeli nya ‘kak rio pasti suka’ pikirku.
Setelah itu aku memutuskan untuk pulang, namun lagi-lagi kakiku
kembali terhenti pada sebuah restoran jepang, mataku tertuju pada seorang gadis
& seorang pemuda, gadis itu seperti shilla, setelah kuperhatikan, ternyata benar dia Ashilla, dia tidak sendiri, kulirik
pemuda berstyle harajuku disebelahnya. Astaga. Itu cakka, mereka terlihat
sangat mesra layaknya sepasang kekasih.
‘engga, aku ga boleh pikir negative dulu, mungkin mereka hanya
teman’.
***
Keesokan harinya,
Aku berjalan melewati koridor sekolah, ku lihat Keadaan sekolah
masih sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang, karena memang ini masih
pagi. aku memutuskan untuk langsung menuju kekelas kak rio, untuk memberikan
komik yang kemarin ku beli. namun langkahku terhenti ketika melihat shilla
& cakka. Aku tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
“sayang, sampe kapan sih, kita terus backstreet gini? Kapan kamu
mutusin Rio?” tanya pemuda itu
“iya sayang, waktunya belum tepat, kamu tau kan aku belum dapet
dana buat tim cheers, cuman lewat rio aku bisa dapetin dana itu & kamu juga
belum tau kan kelemahan dia dimana, jadi kamu belum bisa negerebut posisi dia
sebagai ketua tim basket sekaligus ketua OSIS, jadi kamu sabar ya sayang”.
Aku sama sekali tak menyangka ternyata, gadis yang selama ini ku
kira gadis baik ternyata dia tega berbuat seperti itu,, bagaimana kalo kak rio
tau semua ini? Dia pasti sangat kecewa. Sebaiknya aku pergi sebelum mereka
mengetahui keberadaanku. Aku membalikan tubuh ku, dan ‘sial!’ karna tidak
hati-hati, aku menyenggol pot bunga sehingga membuat mereka mengetahui
keberadaanku. Gadis itu langsung menarik kasar tanganku.
“heh! Ngapain lo disini?” bentaknya.
“bukan urusan lo!”
“denger ya.. kalo lo sampe bilang semua ini ke rio, gue pastiin rio
bakal ngebenci lo!” acamnya. Aku sama sekali tidak takut dengan ancamannya.
Lebih baik kak rio membenciku daripada aku harus melihat kak rio disakiti.
“gue gak takut! Kak rio harus tau semua ini” gadis itu kemudian
menaparku. Aku sama sekali tak bisa membalas tamparannya karena cakka
memengangi tanganku.
“oke, gue ga main-main sama ucapan gue! Inget itu!” ancamnya kembali kemudian dia berlalu pergi
meninggalkanku yang masih memegangi pipiku.
***
Siang itu aku melihat kak rio sedang bermain basket, aku terus menunggunya
sampai dia selesai latihan. Aku sudah bertekad untuk memberitahu tentang
kejadian tadi, Walaupun aku yakin kak rio pasti tak mungkin semudah itu percaya
& mungkin dia akan menganggapku berbohong. Namun itu lah resikonya daripada aku harus melihat orang yang ku cintai terus
disakiti.
“ada apa fy” tanyanya sambil berlari menghampiriku.
“ada yang ingin aku bicarakan”
“ngomong aja,” jawab kak rio seraya menenggak sebotol air mineral.
“sebenernya tadi aku lihat….” Kalimatku terpotong ketika tiba-tiba
gadis licik itu muncul, mengganggu saja!
“beb, anterin aku pulang” pintanya. ‘manja sekali! Muak sekali aku
melihat sandiwaranya.’
“iya, bentar ya, fy tadi kamu mau ngomong apa?” kak rio kembali
memfokuskan pandanganya ke arahku. Sementara gadis disebelahnya menatapku
sinis.
“ngga ko’ kak, nanti aja” jawabku.
“kakak, duluan ya” pamitnya. Aku hanya menganggukan kepalaku. Lalu
mereka berlalu pergi.
***
Aku berjalan menuju kelas, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongku
dari belakang, membuatku jatuh tersungkur dilantai.
“heh! Gue udah peringatin, jagan sekali-sekali lo bocorin niat gue
nerima dia ke rio!” bentaknya. Aku masih memegangi sikuku yang berdarah, tak
menghiraukannya.
“Heh! Lo denger ga sih!” bentaknya kembali. Tiba-tiba dia menarik
paksa tanganku dan membantuku berdiri. ‘aku sama sekali tidak butuh bantuanmu!’
, aku heran, setelah aku berdiri tiba-tiba dia menjatuhkan tubuhnya sendiri
seperti posisiku tadi, ku pandangi sekelilingku, ‘pantas saja!’ tidak jauh dari
tempat kami, ternyata kak rio melihat itu. Lantas dia menghampiri kami.
“sayang kamu kenapa?” Tanya kak rio lembut seraya membantu gadis
itu berdiri. Dengan disertai isak tangis dia menjawab.
“ify mendorongku” fitnah nya, Kak rio langsung mengalihkan pandangannya,
wajahnya seakan mengisyaratkan dia masih
tidak percaya dengan ucapan gadisnya itu.
“ify tidak suka dengan hubungan kita, dia cinta sama kamu yo,
makannya dia berusaha buat ngerusakin hubungan kita” tuturnya kembali. Aku
melontarkan tatapan sinis kearahnya, pintar sekali dia memutar balikan fakta.
Kulihat wajah kak rio mulai berubah setelah mendengar kalimat terakhir
yang dilontarkan gadis itu.
“bener fy?” bentak kak rio,
air mataku tiba-tiba keluar, baru kali ini kak rio membentakku.
“tapi kak dia udah duain kakak, dia..” ucapanku terpotong.
“cukup fy! kenapa kamu
fitnah shilla kaya gini? Kakak kecewa sama kamu!” ucap kak rio seraya pergi
meninggalkanku, entah sihir apa yang gadis itu berikan kepada kak rio sehingga
kak rio mudah percaya kepadanya, padahal kak rio yang aku kenal bukan orang seperti
itu. baru kali ini kak rio semarah itu kepadaku. Walaupun dari kecil aku sering
berbuat kesalahanan , namun pasti kak rio langsung memaafkannya.
***
Sejak kejadian itu, hubunganku dengan kak rio mulai merenggang,
bahkan setiap kali bertemu pun kak rio sama sekali tak menegurku, aku sadar
mungkin kak rio kecewa, karna aku diam-diam menyimpan rasa kepadanya, padahal
harusnya aku sadar, kedekatan kami hanya sebatas kakak-adik, kak rio
menyayangiku karna dia sudah menganggapku seperti adiknya sendiri. Padahal
sungguh aku ingin lebih dari status itu.
***
Hari ini adalah hari ulang tahun kak rio, biasanya kami sering
merayakan nya berdua. Kebiasaan yang sudah terbina bertahun-tahun, Namun
rasanya kini hal itu sudah menjadi kenangan, kini aku hanya dapat menginggat
kenangan itu, berharap saat ini kenangan itu dapat kembali terwujud.
Sudah 2 jam aku menunggu, namun sepertinya dia tidak akan datang. Ku
tengok keatas ternyata gumpalan awan hitam mengumpul dilangit. Sepertinya hujan
akan turun. Dan benar saja selang beberapa menit. Perlahan-lahan hujan mulai
turun membasahi tubuhku, Aku terus menunggu nya, hanya secercah harapan yang
masih ku yakini, “kak rio pasti datang, dia pasti tidak lupa dengan tempat ini
& hari ulang tahunnya” . batinku terus berharap. badanku menggigil, aku
menginggit bibir bawahku rasanya ‘dingin sekali’. Sungguh aku tidak kuat lagi, dan tiba-tiba tubuhku mulai jatuh. Entah aku
tidak tau setelah itu, apa yang terjadi.
***
Aku perlahan membuka mataku, kupandangi sekelilingku.
“fy, syukurlah kamu udah sadar” . aku langsung mencari sumber
suara.
“kak ri..oo?”
“iya fy, maafin kakak ya, kakak udah buat kamu kaya gini,” aku
tersenyum.
Dia kembali melanjutkan ucapannya.
“ternyata ucapanmu benar, shilla..” kak rio tak mampu melanjutkan kalimatnya,
aku tau dia pasti sangat kecewa.
“udah kak, aku udah maafin kakak ko’,, kakak jangan sedih lagi ya,
ada ify disini” ucapku memotivasinya.
***
Akhirnya hubunganku dengan kak rio mulai terjalin, kami mulai akrab
–lagi- sekarang kami sering melakukan kebiasaan yg dulu sering kami lakukan.
Kebiasaan yang selalu ku rindukan, bermain gitar & bernyanyi bersama. Kak
rio yang dulu sudah kembali, bahkan tingkah lakunya kini tak banyak berubah.
***
“fy, kakak anterin pulang ya, awas aja kalo nolak!” ajaknya. Aku hanya
tersenyum.
“Rio.. tunggu!” ucap gadis itu. Dia berlari kecil kearah kami.
“Rio aku mau jelasin” Dia mengenggam tangan kak rio namun dengan
cepat kak rio menepisnya.
“ngomong aja!” balas kak rio cuek.
“tapi..” lanjut gadis itu, dia menatapku, seaakan mata nya
mengiisyaratkan ia tidak suka dengan keberadaanku disini.
“kak aku tunggu di parkiran aja ya” aku beranjak pergi, namun kak
rio menahan tanganku,
“kamu disini aja fy”. Ucapnya lembut.
“ yo, aku masih sayang sama kamu, ternyata aku baru sadar kamu
adalah orang yang tulus cinta sama aku, bukan cakka, aku mau kita balikan yo”
ucapnya menyesal.
“maaf shill, mending lo lupain gue! Semuanya udah terlambat” pinta
kak rio
“kenapa rio? Apa cewe sebelah lo ini yang udah pengaruhin lo?” tuduhnya.
Kak rio langsung menatap sinis kearah gadis itu. Sepertinya dia sangat marah
dengan ucapan gadis itu.
“shilla, jangan pernah sekali-kali lo nuduh ify kaya gitu, karna
yang jelas ify lebih baik dari lo!”
“apa lo suka sama dia yo?”
“ya, gue suka sama ify” jawab kak rio, aku tersentak kaget tak
percaya, apa mungkin ini hanya alasan kak rio saja untuk menolak ajakan gadis
itu?. Kak rio langsung menarik tanganku & meninggalkan –mantan- kekasihnya
itu.
***
Sore ini kak rio mengajakku ke taman, terjadi keheningan disini,,
“kak, apa ucapan kakak tadi siang benar?” aku memulai pembicaraan, Kak
rio hanya diam. Kemudian.. dia mengenggam tanganku.
“fy, sebenernya kakak sayang sama kamu. Mau ga kamu jadi pacar
kakak?” aku langsung tak percaya dengan ucapanya. Namun aku menemukan ketulusan
di matanya, dia memang tulus mengucapkan itu.
“kakak serius?” tanyaku memastikan. Kak rio lalu tersenyum.
“kamu mau?” tanyanya kembali. Aku tersenyum.
“aku mau” jawabku. kak rio langsung memelukku.
“makasih fy, kakak punya sesuatu untuk kamu” ucapnya. Seraya
merogoh sesuatu dari saku jaketnya. Dia perlahan membuka kotak kecil, yang didalamnya
terdapat sebuah liontin bertuliskan ‘RiFy’. Aku tak mengerti dengan
maksud itu. Tanpa diminta kak rio langsung menjelaskan.
“Rify_ Rio & Ify” aku kembali tersenyum. Terimakasih Tuhan
Engkau telah mengabulkan harapanku J .
“End”
0 komentar:
Posting Komentar